Tulisan Berjalan

Selamat Datang Semoga Infonya Bermanfaat

Tuesday, June 9, 2015

Sulap Aceh - Muhammad Mauval Zuhriansyah M13 "AMC"

Teuku Umar

Biografi Teuku Umar

Biografi teuku umar
Teuku Umar lahir di Meulaboh, pada 1854. Sejak kecil, ia dikenal memiliki kemauan keras dan pantang menyerah. Pada usia muda, ia sudah diangkat menjadi kepala kampung. Kakek Umar adalah keturunan Minangkabau, yaitu Datuk Makdum Sati.
Saat terjadi Perang Aceh pada 1873, Umar masih berusia 19 tahun. Kendati masih cukup belia. ia turut dalam peperangan itu bersama pejuang pejuang Tanah Rencong lainnya. Pada 1880, beliau melamar Cut Nyak Dien. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, Cut Nyak Dien mendampingi suaminya bertempur melawan Belanda.
Pada 30 September 1893, beliau dan pasukannya yang berjumlah 250 orang pergi ke Kutaraja (Banda Aceh) dan “menyerahkan diri” kepada Belanda. Awalnya Umar dicap sebagai pengkhianat, tetapi rupa-rupanya tindakan Umar itu adalah taktik untuk
menipu Belanda demi mendapatkan tambahan perlengkapan tempur dan mengetahui strategi perang Belandà selanjutnya. Teuku Umar mencoba untuk mempelajari taktik Belanda, sementara pelan-pelan mengganti sebanyak mungkin orang Belanda di unit yang ia kuasai dengan pejuang Aceh. Ketika dirasa cukup, Teuku Umar melakukan rencana palsu penyerangan basis para pejuang. Pada 30 Maret 1896, Teuku Umar pergi dengan semua pasukan beserta perlengkapan, senjata, dan amunisi. Sekitar 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18.000 dollar, berhasil dibawa untuk kepentingan perjuangan rakyat Aceh.
Pasukan Belanda yang sangat marah segera melakukan pengejaran. Namun, Belanda mengalami kesulitan menemukan posisi Teuku Umar. Belanda pun mulai melakukan aksi teror di bawah pimpinan van der Heyden. Jenderal Van Heutz, penerus Van der Heyden, melanjutkan aksi teror dan mulai menyewa orang Aceh sebagai mata-mata. Belanda kemudian melakukan penyergapan terhadap Teuku Umar yang berujung pada gugurnya pahlawan pemberani dan cerdik tersebut pada 11 Februari 1899.
  • Tempat/Tgl. Lahir: Meulaboh, 1854
  • Tempat/Tgl. Wafat: Meulaboh, 11 Februari 1899
  • SK Presiden: Keppres No. O87/TK/1973 Tgl. 6 November 1973
  • Gelar: Pahlawan Nasional
"Tindakan pengkhianatan Teuku Umar ini disebut ‘Het verraad vanTeukoe Oemar’ yang membuat Belanda sangat marah dan segera mengerahkan pasukan besa runtuk mengejar Teuku Umardan pasukannya"

Tjoet Nja' Dhien (Cut Nyak Dhien)

Biografi Pahlawan Nasional Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien lahir pada 1848 dari keluarga kalangan bangsawan yang taat beragama. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seorang uleebalang. Beliau mendapatkan pendidikan agama dan rumah tangga yang baik dari kedua orang tua dan para guru agama. Semua ini membentuk kepribadian beliau yang memiliki sifat tabah, teguh pendirian, dan tawakal.
Seperti umumnya di masa itu, beliau menikah di usia sangat muda dengan Teuku Ibrahim Lamnga. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki. Ketika Perang Aceh meletus tahun 1873, Teuku Ibrahim turut aktif di garis depan. Cut Nyak Dien selalu memberikan dukungan dan dorongan semangat.
Semangat juang dan perlawanan Cut Nyak Dien bertambah kuat saat Belanda membakar Masjid Besar Aceh. Dengan semangat menyala, beliau mengajak seluruh rakyat Aceh untuk terus berjuang. Saat Teuku Ibrahim gugur, di tengah kesedihan, beliau bertekad meneruskan perjuangan. Dua tahun setelah kematian suami pertamanya tepatnya pada tahun 1880, Cut Nyak Dien menikah lagi dengan Teuku Umar. Seperti Teuku Ibrahim, Teuku Umar adalah pejuang kemerdekaan yang hebat.
Bersama Cut Nyak Dien, perlawananyang dipimpin Teuku Umar bertambah hebat. Sebagai pemimpin yang cerdik, Teuku Umar pernah mengecoh Belanda dengan pura-pura bekerja sama pada tahun 1893, sebelum kemudian kembali memeranginya dengan membawa Iari senjata dan perlengkapan peranglain. Namun, dalam pertempuran di Meulaboh tanggal 11 Februari 1899 ,Teuku Umar gugur. Sejak meninggalnya Teuku Umar, selama 6 tahun Cut Nyak Dien mengatur serangan besar- besaran terhadap beberapa kedudukan Belanda. Seluruh barang berharga yang masih dimilikinya dikorbankan untuk biaya perang. Meski tanpa dukungan dari seorang suami, perjuangannya tidak pernah surut. Perlawanan yang dilakukan secara bergerilya itu dirasakan Belanda sangat mengganggu, bahkan membahayakan pendudukan mereka di tanah Aceh sehingga pasukan Belanda selalu berusaha menangkapnya.
Namun, kehidupan yang berat dihutan dan usia yang menua membuat kesehatan perempuan pemberani ini mulal menurun. Ditambah lagi, jumlah pasukannya terus berkurang akibat serangan Belanda. Meski demikian,ketika Pang Laot Ali, tangan kanan sekaligus panglimanya, menawarkan untuk menyerah, beliau sangat marah. Akhirnya, Pang Laot Ali yang tak sampai hati melihat penderitaan Cut Nyak Dien terpaksa berkhianat. la melaporkan persembunyian Cut Nyak Dien dengan beberapa syarat, di antaranya jangan melakukan kekerasan dan harus menghormatinya.
Begitu teguhnya pendirian Cut Nyak Dien, bahkan ketika sudah terkepung dan hendak ditangkap dalam kondisi rabun pun masih sempat mencabut rencong dan berusaha melawan pasukan Belanda. Pasukan Belanda yang begitu banyak akhirnya berhasil menangkap tangannya. Beliau marah luar biasa kepada Pang LaotAli. Namun,walau pun di dalam tawanan, Cut Nyak Dien masih terus melakukan kontak dengan para pejuang yang belum tunduk. Tindakannya itu kembali membuat pihak Belanda berang sehingga beliau akhirnya dibuang ke Sumedang, Jawa Barat, pada 11 Desember 1906.
Cut Nyak Dien yang tiba dalam kondisi lusuh dengan tangan tak lepas memegang tasbih ini tidak dikenal sebagian besar penduduk Sumedang. Beliau dititipkan kepada Bupati Sumedang, Pangeran Aria Suriaatmaja, bersama dua tawanan lain, salah seorang bekas panglima perangnya yang berusia sekitar 50 tahun dan kemenakan beliau yang baru berusia 15 tahun. Belanda sama sekali tidak memberitahu siapa para tawanan itu. Melihat perempuan yang amat taat beragama itu, Pangeran Aria tidak menempatkannya di penjara, tetapi di rumah H. Ilyas, seorang tokoh agama, di belakang Masjid Besar Sumedang. Perilaku beliau yang taat beragama dan menolak semua pemberian Belanda menimbulkan rasa hormat dan simpati banyak orang yang kemudian datang mengunjungi membawakan pakaian atau makanan. Cut Nyak Dien, perempuan pejuang pemberani ini meninggal pada 6 November 1908.
Beliau dimakamkan secara hormat di Gunung Puyuh, sebuah komplek pemakaman para bangsawan Sumedang, tak jauh dan pusat kota. Sampai wafatnya, masyarakat Sumedang belum tahu siapa beliau, bahkan hingga Indonesia merdeka. Makam beliau dapat dikenali setelah dilakukan penelitian berdasarkan data dari pemerintah Belanda.
  • Tempat/Tgl. Lahir      :  Aceh, 1848 (tanggal dan bulan tidak diketahui)
    Tempat/Tgl. Wafat     : Sumedang, 6 November 1908
    SK Presiden                   : Keppres No.106 Tahun 1964, Tgl. 2 Mei 1964
    Gelar                                  : Pahlawan Nasional
"Rakyat Sumedang memanggil Cut Nyak Dien dengan nama Ibu Perbu karena kesalehannya dan sebagai tanda penghormatan. Hingga akhir hayatnya, beliau mengisi waktu dengan mengajarkan ilmu agama bagi masyarakat sekitar pengasinganya"

PENGORBANAN

Ada seorang cowo suka sama seorang cewe. Cowo ini miskin.Sedangkan sang cewe bekerja di toko emas. Suatu hari cowo ini nembak cewe itu, tapi cewe itu bilang " klo lo bisa beliin satu cincin berlian ditoko ini, mungkin akan gw pertimbangkan".

Setiap hari cowo ini berusaha mencari uang untuk membeli cincin berlian itu, hingga suatu hari dia melihat satu boneka lucu, lalu di beli nya utk di berikan kepada cewe itu.

Keesokkan hari nya cowo ini bertemu dgn cewe itu sambil memberikan sebuah boneka lucu.

Tapi cewe itu bilang " gw bilang cincin bukan boneka lusuh keq gini". Lalu dilempar lah boneka itu ke tengah jalan.

Cowo ini bermaksud mengambil boneka itu agar tdk di lindas mobil, tp apa daya malah cowo ini yg di tabrak mobil.

Cewe itu berlari mendekati cowo ini yg telah tdk bernyawa.Sambil memegang boneka yg setengah rusak, lalu boneka itu mengeluarkan suara " Maukah jadi pacarku" ,ternyata itu adalah rekaman suara cowo itu yg telah di selipkan ke boneka itu. Cewe itu lalu menemukan sebuah surat.

Isi surat itu" aku tau walau aku membelikan cincin berlian itu, kamu tdk akan menerimaku.Tapi setidak nya aku tlah berusaha.Kadang walau kita berusaha sekuat mungkin, hal itu tidak akan datang.Maafkan aku tidak bisa membelikan sebuah cincin berlian untuk mu tapi membelikan cincin yg lain utk mu, "I Love U". Tanpa sadar jatuh sebuah cincin berlian yg sangat indah dari boneka itu.

Setelah baca surat tsb, cewe itu nangis dan sadar di hati kecil nya dia telah menerima cowo itu.

Hargailah org yg mencintaimu seblum dia pergi utk selama-lamanya.-Karna kita tdk tau kapan org yg mencintai kita dan orang yg kita cintai itu pergi utk selamalamanya !

Semoga ini bisa menjadi bahan introspeksi diri bagi kita semua agar kita bisa lebih baik lagi :)

Ibu Itu Pembohong

"Ibu itu adalah pembohong"

Seorang ibu dlm hidupnya membuat kebohongan.

1. Saat makan, jika makanan kurang, Ia akan memberikan makanan itu kpd anaknya dan berkata, "Cepatlah makan, ibu tdk lapar."

2. Wkt makan, Ia selalu menyisihkan ikan dan daging untuk anaknya dan berkata, "ibu tdk suka daging, makanlah, nak.."

3. Tengah mlm saat dia sdg menjaga anaknya yg sakit, Ia berkata,"Istirahatlah nak, ibu msh blm ngantuk.."

4. Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang."

5. Saat anak sdh sukses, menjemput ibunya utk tinggal di rumah besar, Ia lantas berkata, "Rumah tua kita sangat nyaman, ibu tidak terbiasa tggl di sana."

Saat menjelang tua, ibu sakit keras, anaknya akan menangis, ttp ibu msh bs tersenyum sambil berkata, "Jangan menangis, ibu tidak apa apa." Ini adalah kebohongan terakhir yg dibuat ibu.

Tidak peduli sebrp kaya kita, seberapa dewasanya kita, ibu slalu menganggap kita anak kecilnya, mengkhawatirkan diri kita tp tdk prnh membiarkan kita mengkhawatirkan dirinya.

Smoga smua anak di dunia ini bs menghargai setiap kebohongan seorang ibu....

karena beliaulah malaikat nyata yg di kirim ALLAHuntuk menjaga kita (Love U Mom)

Berbahagialah orang2 yang memiliki Ibu,dan bahagiakanlah Ibumu selagi sempat.*